Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi perpesanan Telegram akan merevisi kebijakan moderasi konten dan beberapa fitur lain untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan platform tersebut.
Melalui saluran pribadinya, Pendiri Telegram, Pavel Durov, mengatakan, meskipun 99,999% pengguna Telegram tidak ada hubungannya dengan kejahatan, 0,001% pengguna lain yang terlibat dalam aktivitas terlarang menciptakan citra buruk bagi seluruh platform, sehingga membahayakan kepentingan mayoritas pengguna.
“Itu sebabnya tahun ini kami berkomitmen untuk mengubah moderasi di Telegram dari area kritik menjadi pujian,” jelas Durov dalam unggahan tersebut, Sabtu (7/9/2024).
Dalam pengumuman tersebut, Durov juga mengatakan Telegram telah menghapus fitur People Nearby, yang digunakan oleh kurang dari 0,1% pengguna. Durov menyebut, fitur ini memiliki masalah dengan bot dan penipu.
Sebagai gantinya, Telegram akan meluncurkan “Business Nearby”, menampilkan bisnis yang sah dan terverifikasi. Bisnis-bisnis ini akan dapat menampilkan katalog produk dan menerima pembayaran dengan lancar.
Selanjutnya, pihaknya juga telah menonaktifkan unggahan media baru ke Telegraph, alat blogging mandiri milik Telegram, yang tampaknya telah disalahgunakan oleh pelaku anonim.
Baca Juga
Durov mengatakan, klaim di beberapa media bahwa Telegram adalah semacam surga anarkis sama sekali tidak benar.
Durov mengatakan, pihaknya menghapus jutaan postingan dan saluran berbahaya setiap hari. Telegram juga menerbitkan laporan transparansi harian dan memiliki hotline langsung dengan LSM untuk memproses permintaan moderasi mendesak dengan lebih cepat.
Dia mengatakan, lonjakan jumlah pengguna Telegram yang mencapai 950 juta menyebabkan para penjahat untuk menyalahgunakan platform ini. Oleh karena itu, Durov berkomitmen untuk memastikan Telegram meningkatkan banyak hal dalam hal ini.
“Kami telah memulai proses tersebut secara internal, dan saya akan segera membagikan detail lebih lanjut mengenai kemajuan kami kepada anda,” kata Durov.